50 % Barang Antik dan Pusaka yang beredar di Pasaran adalah Palsu

 Catatan Raden Kusuma Ketua Permata.


Barang antik atau benda-benda peninggalan sejarah punya nilai jual yang sangat tinggi.Karenanya,banyak pula pemalsuan benda-benda ini.Dan,selama pandemi pemalsuan barang-barang antik dan bersejarah ini marak.Para pemalsu ini memanfaatkan kecanggihan teknologi.Biasanya yang banyak dipalsukan adalah artefak peninggalan China,Romawi dan Yunani.Keris Jawa,Pedang Jepang dan Eropa,Perunggu,Keramik China dan pajangan perak Eropa mendominasi barang palsu itu.



Menurut Raden Kusuma Kurator barang-barang kuno bersejarah,mensinyalir,setengah dari barang-barang antic yang kini diperdagangkan di seluruh Dunia,adalah palsu.Materialnya memang benar.

Namun,umur barang-barang itu baru di buat di era ini,tidak barang kuno yang disebutkan pedagang atau yang mengaku kolektor."Kalau mereka lihat barang itu dicari dan diminati banyak kolektor,mereka akan palsukan.Bahkan yang mengagetkan adalah mereka yang memalsukan adalah kolektor yang sudah memiliki Nama Besar,” Dia menyebutkan,banyak orang kaya di Indonesia,China dan negara-negara Eropa,termasuk Inggris,tengah gandrung mengoleksi barang-barang antik,termasuk perhiasan-perhiasan lama.Dan,banyak diantara mereka yang tertipu.

Produk-produk bersejarah itu dibuat versi ‘KW’ dengan nyaris sempurna.Untuk menunjukkan kesan lawas,barang-barang itu bisa dibuat seperti agak berkarat,semacam sebelumnya terkubur lama.

Nah,biasanya pula,pemalsuan barang-barang itu disertai adanya dokumen-dokumen yang menguatkan,ini juga dipalsukan sepaket.

Pemalsuan barang-barang ini terjadi karena memang banyak kolektor, penyuka seni, dan orang kaya yang mencari. Biasanya harganya juga selangit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat T.O.A Jala Puspa RSPAL dr. Ramelan di Surabaya

Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Menyongsong Abad Kedua NU